[REVIEW] – HEARTSTOPPER (2022)
Perhatian :
Postingan ini berisi konten hal tabu. Bagi warganet yang nyasar di postingan ini dan tidak ramah dengan hal-hal berbau YAOI / Eiljibitih, diharapkan untuk segera meniggalkan laman ini sebelum timbul gejolak-gejolak tak mengenakkan.
Postingan ini juga mengandung spoiler besar-besaran, jadi pastikan kalian sudah menontonnya sampai tamat, dan baru lanjut membaca ulasan ini.
Selamat membaca, from Nae... ^^
***
“do you ever feel like you're only doing things because everyone else is? And scared to changed?” – Nick Nelson.
Sebelum itu...
Nae gak nyangka nae bakal kecantol sama BL Barat untuk pertama kalinya, you know kan selama ini nae jadi BL Fans, tontonan nae mostly BL Thailand, BL Korea, BL Taiwan, bahkan BL Jepang saja nae baru nonton pertama kali tuh di 2020 lalu...
Berdasarkan pendapat temen-temen fujodan nae di facebook, nae bisa menarik kesimpulan, kalau biasanya BL Barat tuh kisahnya realistis, banyak yang nyesek-nyesek, sad ending, dan bagi beberapa orang gak suka dengan wajah-wajah bule... apalagi yang jadi fans BL lewat jalur dunia KPOP, banyak yang lebih memilih BL dengan aktor-aktor yang tipikal kek di manga-manga gitu, karakter webtoon oppa-oppa! Pokoknya suka yang cowo-cowo imut, ketimbang cowo BL Barat. yap! Kesannya seperti rasis gak sih?! Atau cuma masalah selera penilaian standart ketampanan(?) ntahlah!
Tapi bagi nae sendiri, Kenapa selama ini gak mau menonton BL Barat? Bahkan Jaemin NCT yang bukan BL Fans aja pernah nonton Call Me By Your Name! Nae bukan tipikal fans BL yang asal ada BL Series pasti ditonton, nae orangnya rada picky... salah satu BL yang nae hindari adalah BL yang ceritanya terlalu realistis, kalau sudah realistis berarti bakal nyesek-nyesek kan? Bakal ada penentangan, cobaan dalam hubungan tokohnya... apalagi kalau sampe sad ending tuh ya ampunnnn.... bisa galau berminggu-minggu dah nae! Galau dipojokan kamar. Andaipun nae nonton BL yang alurnya seperti itu, ada alasan lain kenapa nae tetap menontonnya, yaitu aktornya! Jangan jauh-jauh dulu ke benua lain, di series Thailand saja contohnya, seperti I Told Sunset About You, seriesnya bagusssss banget, tapi nyesek banget pula.. Dah tau nyesek! Kenapa nae tetap nonton? Karena nae pernah kecantol dengan scene BKPP di My Ambulance Series, dan berharap BKPP dapat projek BL Series sendiri. Dan begitu dapet, tapi alurnya nyesek... demi melihat BKPP nge-BL! Nae siap tuh bernangis bombay ria.
Bagaimana bisa bertemu Heartstopper?
Kenapa sih, kebanyakan BL yang nae gadang-gadang bakal “Wow! Ini BL yang akan gue suka banget nih! Ini bakal jadi No.1 sama gue, Best BL Evah!” tapi selalu kalah dengan BL yang nae tonton secara iseng. Malah BL yang nyaris nae skip, tiba nae nonton, malah nae lebih sukaan yang itu ketimbang BL yang jauh-jauh hari sudah nae antisipasi. Takdir Heartstopper dipertemukan dengan nae melalui jalur iseng! Seperti biasa, setiap malam setelah pulang bekerja :v asekkk.., saatnya nyari tontonan-tontonan baru di youtube, lalu algoritma youtube merekomendasikan Trailer Heartstopper. Apalagi sekarang nae menghadapi fase jenuh dengan BL-BL Asia yang alurnya mirip-mirip. Iseng deh nae klik! Berharap malam itu bakal ada keajaiban membuat nae yang awalnya gak tertarik BL Barat, jadi klepek-klepek! Ya... walaupun saat itu nae yakin, keknya nae tetap gak akan tertarik nonton BL Barat.
Well! Keajaiban terjadi yagesyaa... :v Trailernya menurut nae kek, yap! This is BL barat, dimana ceritanya realistis, tapi kok yang ini gak senyesek yang nae bayangkan selama ini? Malah menurut nae trailernya feel so fresh... Gak sampai berhenti disitu saja, keisengan nae berlanjut menonton Episode 1 nya malam itu juga, dan apa yang terjadi?
THIS IS SO FU*KING AWESOME!!! AND I LOVE ITTTTTTTT....
Nae sampe shock sendiri, kok bisa nih gue kecantol sama BL Barat? Untuk pertama kalinya setelah hampir 1 dekade jadi penggemar BL Series. Dan banyak hal yang membuat nae amaze banget saat menonton series ini. Mungkin karena faktor nae lagi jenuh BL Asia yang alurnya mirip-mirip, terus ketemu dengan BL Barat yang alurnya tidak sesuram yang ada dibenak nae selama ini, malah sebaliknya, nae merasa series ini terasa colorful. Colorful dalam menyampaikan pesan-pesan moralnya. :v
Nae akan lanjut curhat lagi nanti, karena nae yakin kamu yang baca ini udah males baca ocehan nae di atas kan XD, so yeah... mari kita mulai review bin curhatnya yagesss..
Seperti judul tercantum di atas, “HEARTSTOPPER” -- BL Inggris produksi See-Saw Films yang diangkat dari komik populer berjudul sama karya mbak Alice Oceman. Series ini tayang perdana di Netflix pada tanggal 22 April 2022 lalu dengan total 8 Episode [Meet, Crush, Kiss, Secret, Friend, Girls, Bully, Boyfriend) per EP berkisar ± 25 menit. – Serasa mau nonton BL Korea ya cuy! (-,- ) durasinya ngajak baku hantam. Greget kalau nonton BL yang durasinya seuprit gini!
Mari kenalan dengan pemeran-pemerannya :
- Kit Connor as Nick Nelson (HBD : 08 Maret 2004)
(cowo kelas 11 di Truham Grammar School, pemain rugby populer, sebangku dengan Charlie Spring di Form Class)
- Joe Locke as Charlie Spring (HBD : 24 September 2003)
(cowo geh kelas 10 yang sering menjadi korban bully, orangnya mudah gugup dan pesimis akan dirinya)
- William Gao as Tao Xu (HBD : 20 Februari 2003)
(bestienya Charlie Spring, sahabat yang protektif banget)
- Yasmin Finney as Elle Argent (HBD : 30 Agustus 2003)
(Satu geng dengan Charlie dan Tao, dia dipindahkan ke sekolah Higgs / Harvey Greene Grammar School alias sekolah khusus cewe setelah dia coming out sebagai trans girl).
- Tobie Donovan as Isaac Henderson (HBD : 11 Juni 2002)
(Satu geng dengan Charlie, Tao, Elle. Cowo introvert. Gak banyak cing-cong pokoknya, apapun situasi dan kondisi, selalu baca buku ni anak).
- Corinna Brown as Tara Jones (HBD : 24 Desember 1998)
(Temannya Elle, cewe lesbian dan pacaran dengan Darcy)
- Kizzy Edgell as Darcy Olsson (HBD : 15 Agustus 2002)
(Temannya Elle, cewe lesbian dan pacaran dengan Tara)
- Jenny Walser as Tori Spring (HBD : 1 Mei 1995)
(Kakaknya Charlie, The Greatest Sister. Valid! No debat!)
- Sebastian Croft as Ben Hope (HBD : 16 Desember 2001)
(Pacar pertama Charlie! Si Brengsek!)
- Cormac Hyde-Corrin as Harry Greene (HBD : 2 November 2004)
(Dua kata! Kang Bully! Dan Toxic! Well.. empat kata.)
- Rhea Norwood as Imogen Heaney (HBD : 3 Juni 2001)
(Temen deket Nick, suka sama Nick)
Storyline :
Series ini mengisahkan Charlie Spring yang bertemu dengan calon ayanknya di kelas bentuk, Nick Nelson. Yes... kriteria cowo yang menurut nae perfect! Nick si raja rugby yang cakep, populer, baik, ramah dan hangat. Gak heran cewe-cewe bahkan cowo saja klepek-klepek sama tuh anak. Termasuk Charlie yang udah nampak bibit-bibit naksir pada Nick yang sudah disadari sahabat segengnya, Tao, Elle, Isaac. Tapi setiap kali sahabatnya be like : “lo suka kan samanya?” si Charlie selalu menyangkal. Denial juga lo ya Charlie! Padahal hari-hari selalu curi-curi pandang melihat ketampanan Nick yang Oh my... nae saja sampe ikut berdebar-debar melihat ketampanan Nick.. Awww! :v Apalagi scene saat setiap kali mereka berpapasan selalu, “Hai... :)” ... “Hai...!” ^^ -- gemeshh banget sumpah!
Actually, Charlie sudah punya pacar. Pacar diam-diam(?). Hmm... Atau nae bisa bilang belum sepenuhnya pacaran(?). Namanya Ben, cowo brengsek yang tingkat kepedeannya pengen nae tampol mukanya pake terong! Dia pacaran sama Charlie tapi yang membuat nae greget nontonnya bukan karena dia gak mau coming out pacaran dengan Charlie, tapi caranya memperlakukan Charlie sangat-sangat menjengkelkan, bayangkan saja, lo punya pacar, dan nyuruh bungkam supaya orang-orang gak tahu kalian pacaran! So far sih, its okey... tapi saat berpapasan di jalan, saat lo sapa, dia be like : “Maaf, lo siape? Apa kita saling kenal?” seketika nae yang nontonnya pengen masuk ke seriesnya, terus nae getok tuh pala si Ben pake pentungan.. “KURANG KUAT GUE GETOK PALALU? SUPAYA AMNESIA BENARAN LO!!” – Sudah begitu, ketahuan pula lagi ciuman sama orang lain. Gimana perasaan lo? Seperti itulah yang dialami Charlie, cowonya pura-pura gak kenal, mencium cewe lain, tapi di sisi lain, si Ben masih mau menemuinya dan mencium Charlie disaat dia pengen.
Nae setuju kalau Charlie mending putusin si Ben brengsek itu. Dan yap! Charlie bicara langsung pada si Ben kalau hubungan mereka lebih baik berakhir saja, karena Charlie merasa kek gak dihargai sebagai pacar, walaupun pacaran diam-diam. Yang paling nyesek sih! Saat melihat Ben mencium cewe lain, nae melihatnya Charlie tuh kek kelinci percobaannya Ben yang masih dilema akan orientasinya suka cowo atau cewe. – And seperti yang nae katakan tadi, tingkat kepedean si Ben yang bikin nae pengen getok pake terong! Dia kek be like : “Lagian selain gue, gak akan ada cowo lain yang mau kencan sama lo!” hiiihhh... plis deh Charlie, tabokkan sekali aja tuh makhluk astral... greget nae liatnya... terus si Ben mencipok paksa Charlie, padahal si Charlie sudah ogah banget dicipok cowo brengsek kek gitu. (Kek ada najis-najisnya gitu ya Char... klo cifokan sama cowo brengshek! :v) – Ditengah-tengah perdebatan dan pencipokan paksa oleh Ben brengsek, Nick yang sedari tadi diam-diam mendengar obrolan mereka, datang untuk membantu Charlie mengusir Ben. Oh ya.. Fyi, Charlie jadi anggota tim rugby karena diajak Nick, dan saat ganti baju setelah selesai latihan, Charlie nampak buru-buru pergi dan Nick ngikuti diam-diam. -- Dan gimana Charlie gak makin baper coba? Karena setelah mengusir si brengsek itu. Nick memberi perhatian kek “Lo gapapa kan? Lo bisa cerita sama gue, jika si brengsek itu mengganggu lo lagi biar gue tendang!” baik itu secara langsung ataupun melalui chat.
Ketertarikan Charlie kepada Nick semakin nampak jelas hari demi hari yagesya... dan itu semakin disadari oleh bestie-bestienya, dan bagaimana tanggapan bestienya? Sahabatnya menentang! Hmm.. Tepatnya si Tao yang paling menentang, menyuruh Charlie untuk menyerah saja untuk mendapatkan cinta Nick, karena cowo se-straight Nick gak mungkin suka sama Charlie. Kesannya mungkin kek ‘sehabat-macam-apa-yang-tidak-mau-mendukung-sahabatnya-sendiri?’ -,- iya kan? -- Tapi alasan Tao begitu, karena dia gak pengen melihat sahabatnya bakal bergalau ria karena patah hati ditolak cowo straight. Tao juga memberitahu Charlie, kalau ada rumor beredar kalau Nick naksir sama cewe populer satu sekolahan dengan Elle, namanya Tara.
Soal Tara, kita gak perlu cemas bakal menjadi “cewe impian saingan uke sang tokoh utama” – karena Tara ternyata lesbian dan pacaran dengan sebangkunya bernama Darcy. Hal itu diketahui Elle, saat Elle pernah melihat Tara dan Darcy pegangan tangan bermesraan dikelas, tapi setelah dia datang mereka dua refleks meleraikan genggamannya. Dan disitulah... Tara dan Darcy mengaku kalau mereka pacaran. Sisi positifnya untuk Elle, cewe trans yang dipindahkan ke sekolah cewe, dan gak punya teman, akhirnya dia menemukan temen dekat.
Untuk dari sisi Nick, ada perubahan dalam dirinya yang belum disadarinya, tapi emaknya sudah menyadarinya. Bukan dalam arti negatif, malah sebaliknya, emaknya mengatakan Charlie pasti bukan teman biasa (Ojelas dong mom! Kan calon mantu! :v) karena teman-teman bergaul Nick disekolah tuh biasanya anak-anak tim rugby, dan mostly tuh pergaulannya toxic, suka nongkrong dan mengganggu orang yang mereka rasa cocok untuk dibully dan dibuat jadi bahan tertawaan. Tapi saat Nick bersama Charlie, Nick nampak lebih menjadi dirinya sendiri, tersenyum, bermain salju bersama, melakukan hal-hal menyenangkan lainnya which is yang gak akan pernah Nick lakukan sama bersama teman-teman nongkrongnya di sekolah.
Ada perasaan yang aneh Nick rasakan, perasaan berdebar-debar, jantung serasa berdegup kencang saat berada disamping si dia.. hehemm.. ayank Charlie, yaitu saat Nick berkunjung ke rumah Charlie, dan saat nonton film bareng, Nick nyaris mau menggenggam tangan Charlie yang tertidur. – Menurut kalian, apakah cowo yang kelihatannya “the most straighest person” kesannya gak akan mungkin belok, tapi ternyata belok? Kalau nae sih yakin, mau semaskulin apapun cowonya, kita gak bisa menjamin 100% bakal doyan sama cewe. So, bagaimana dengan kasus ini, saat Nick mau pulang dia be like “lo nampak nyaman banget kalo dipeluk.” Terus tiba-tiba saja refleks memeluk Charlie dengan sangat erat. Yep! Ada 5 orang yang orang meragukan ke-straight-an Nick saat itu juga, yaitu Nae! Kamu! (yang sudah nonton), Charlie, Tori (kakaknya Charlie) yang langsung ngomong “gue rasa dia gak straight deh!” – Siapa satu lagi? Of course Nick sendiri.
Nick yang ternyata masih dilema dengan orientasinya, apakah dia suka cewe? Soalnya dia pernah naksir dan mencium Tara saat mereka masih berumur 13 tahun. Tapi kok dia berdebar-debar saat bersama Charlie? Apakah Nick juga geh? Tapi dulu kok sempat ada rasa cewe? Apakah Nick ternyata biseks? – Well.. daripada Nick terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri, dia memutuskan untuk searching tentang LGBTQ+ dan dia membaca info-info mulai dari tindakan diskriminasi terhadap kaum LGBTQ+ bahkan sampe ikutan kuis test “seberapa geh kah kamyu?” Yeah... 62% Gehh membuat Nick sampai menitikkan air mata. – Aww.. Nick, dont cry babe... T-T jadi pengen meluk Nick, nenangin dia, everything will gonna be OK.. Terus elus-elus pundaknya.. #modus. Baru deh nae digeplak Charlie! XD hahaha.
Ada scene di pesta ultahnya si Harry, Nick dan Charlie mojok diruangan kosong, mau ngapain tuh? :v biasalah.... anak muda zaman now, disitu mereka ciuman. Kisseu! Kisseu!
Tapi cipokan mereka terhenti karena Harry mencari Nick. Karena takut ketahuan Harry, Nick buru-buru langsung keluar ninggalin Charlie sendirian di ruangan itu. T-T
Saat menonton scene itu, nae sempat suudzon kalau Nick bakal malu dan mencoba menyangkal kalau dia suka cowo. Tapi, nae serasa dapat tamparan keras kalau nyatanya, dia gak masalah menjadi geh. Tapi namanya juga memahami orientasi diri sendiri kan yayesga... yang masih dilema, bingung, dan memikirkan apa kata orang nantinya(?) tentu itu bukan fase yang mudah dilewati bagi setiap orang yang mengalaminya.
Karena Nick merasa bersalah, esok paginya dia datang ke rumah Charlie sambil berhujan-hujan ria, basah kuyup coy... dan disitulah dia jujur kepada Charlie tentang orientasi dan rasa kedilemaannya. Setelah mereka bicara heart to heart, akhirnya mereka sepakat nih menjalin hubungan diam-diam! Apalagi saat ciuman di jalan pas hujan-hujan.. Oh My Goshh... that’s so fucking romantic... anjirr..
Selain problematika orientasi Nick, ada 2 topik masalah lainnya di series ini, yaitu retaknya persahabatan Tao dan Charlie & Pertengkaran Nick dan Kang bully, Harry.
Kita mulai dari... kisah persahabatan Tao dan Charlie. Selama Charlie ngebucin bahkan sampe menjalin hubungan diam-diam dengan Nick, Charlie jadi jarang nongkrong bareng sahabat se-gengnya, Isaac dan Elle bisa memakluminya, tapi ya memang si Tao yang paling gak terima. Tapi itu make sense gak sih? Cemburu sama sahabat sendiri, tapi bukan dalam konteks ada rasa suka, tapi rasa takut kehilangan sahabat dekat! Yang dulu ibaratnya selalu berikrar “we always together forevahhh...” tapi sekarang rasanya “we always together if we have time.” Soalnya nae pernah mengalami kalau kasus yang ini, Cerita dikit nih ye... dulu waktu SMA nae punya 2 sahabat, jadi kami bertiga selalu bersama-sama, mau makan siang, kerja kelompok, jalan-jalan, sering nongkrong dirumah nae sambil masak-masak indomie, salah satu sahabat nae ini punya pacar, dan sejak dia punya pacar, dia jadi lebih banyak menghabiskan waktu sama pacarnya, kadang jadwal senang-senang rutinitas sesama bestie, terpaksa jadi berdua saja, sementara dia pergi ada janji dengan pacarnya. Dan itu menjengkelkan banget sih. Makanya nae bisa mengerti apa yang Tao rasakan.
Dan Tao juga satu-satunya orang dalam circle pertemanan mereka yang belum tahu Charlie dan Nick pacaran diam-diam. Tao tahu Nick dan Charlie pacaran dari Elle, dan nae setuju dengan Elle kalau sebenarnya memang Charlie pengen banget cerita kepada Tao kalau dia sama Nick pacaran, tapi selama menonton seri ini, membuat nae jadi mengerti juga bagaimana dari sisi Charlie kesulitan untuk bisa menjelaskan hubungannya dengan Nick kepada Tao, sementara Tao gak “merestui” Nick menjalin hubungan dengan Charlie, karena menganggap Nick hanya akan menyakiti perasaan Charlie.
Harry! Ni anak benar-benar menjengkelkan, toxic, pembully kurang ajar yangggg Arrgggh! Selalu bikin nae darah tinggi! Harus ngemil timun kalau nonton ada karakter beginian. Sedari awal series ini, si Harry memang sering melontarkan candaan-candaan homophobic kepada Charlie, dan Tao biasanya yang melawan Harry. Memang sih tidak secara fisik, tapi melalui kata-kata savage, skak mat nya yang selalu ampuh membuat Harry speechless... kek misal si Harry be like : “gak makan siang sama bf-mu hari ini ya?” terus si Tao savage “Wow.. sebenarnya gue nungguin mak lo!”. – dan setiap kali si Tao nge-skak mat omongan si Harry dan teman-teman nongkrongnya berbalik malah menertawakan Harry, nae kek ada rasa kepuasan sendiri. Kek be like “TUMANNNN...!”
Harry juga berkelahi dengan Nick? Ada scene dimana Nick mengajak Charlie untuk nongkrong bareng teman-temannya, dan Nick berani mengajak Charlie karena katanya Harry dan Ben gak akan ikut, eh pas mereka datang, ternyata Harry dan Ben juga ada disana. Jadilah Charlie bahan candaan homophobic, dan Charlie pun mana bisa melawan dia kek pasrah-pasrah saja menjawab candaan homophobic si Harry. Plis.. Charlie! Andai nae ada di cerita ini, nae yang akan mengajar si Harry. Dont try to hurt my baby baby Charlie... UwU kuhh.. Greget sumpahhh! Kesal nae liatnya, pengen nae getok benaran anjir.
Nick sebagai pacar diam-diamnya Charlie, tentu gak terima lihat ayanknya dipermainkan, dibully, diejek-ejek sampe Charlie pulang duluan karena merasa gak nyaman. Saking marahnya Nick, dia udah gak bisa membendung amarahnya lagi, dan berdebat dengan Harry sampe saling baku hantam coy... – dan nae rasa tuh anak dah bonyok pun ga jera juga, nyari masalah lagi dengan Tao. Jangankan nae sendiri, tokoh-tokoh di series ini saja banyak yang udah gak tahan melihat sikapnya si Harry. Pertama Nick, sekarang Tao yang biasanya melawan dengan kata-kata savage-nya. Akhirnya gak bisa membendung amarahnya lagi dan berkelahi dengan Tao di lapangan sekolah sampe ricuh disaksikan murid-murid yang lain. Dan di hari itu juga, Tao marah banget sama Charlie karena mengira Charlie sudah melupakannya sebagai sahabat.
Meskipun Tao marah sama Charlie, tapi dia tetap sayang sama bestienya itu kok. Karena setelah insiden perkelahian Tao dan Harry, Charlie jadi menyalahi dirinya sendiri dan memilih menjauhi Nick, dan disitulah Nick dan Tao membahas tentang perselisihan diantara mereka. Dan nae suka saat Tao saat itu belum baikan dengan Charlie tapi dengan kata-katanya yang bilang gini sama Nick : “Gue udah kenal Charlie dari kelas 11, dan dia selalu cenderung meyakini bahwa kehadirannya mengusik hidup orang lain. Dia gak akan memaksa lo untuk coming out dan itu bagus! Tapi dia mungkin ingin lebih dari hubungan sekedar cowo rahasia yang kadang lo cium. Jika lo gak bisa beri lebih dari itu, gapapa sih! Tapi itu akan selalu membuatnya rendah diri.” – Disitu nae merasa tersentuh banget dengan friendshipnya... Kadang kan kalau kita bertengkar sama sahabat, kalau udah namanya lagi marahan. Bodo amat sahabatnya mau kesulitan atau kaga. Tapi ini dia lagi marah, tapi masih care dengan sahabatnya... Awww!
Dan di hari olahraga, Nick masih dijauhi Charlie, apalagi Charlie sudah gak di tim rugby lagi dan mengundurkan diri. Sebagai gantinya, dia berada di lomba lari. Kabar baiknya! Charlie baikan dengan Tao. Yang awalnya Tao disuruh gurunya ikut lomba lari karena satu-satunya murid yang belom daftar perlombaan. Tapi karena Tao gak cepat larinya dan digantikan oleh Charlie. Yang notabene jago lari. :v
Nick masih gak habis thinking, karena dia dijauhi sama ayank Charlie. Bahkan main rugby pun dia masih kepikiran sama Charlie. And begitu dia melihat Charlie. Pertandingan rugby nya sudah gak peduli mau menang atau kalah... dan ini romantis banget gak sih? Saat semua orang di lapangan bengong-terpelongo-bertanya-tanya kenapa Nick gak lanjut tanding, tapi malah berjalan menuju tempat Charlie berdiri dan membawa Charlie keluar lapangan untuk bicara heart to heart, kalau Nick gak mau putus sama Charlie. Belum lagi sepatah kata keluar dari bibir Charlie, tuh anak langsung nyerocos ngomong panjang lebar gak mau putus. Saking cintanya loh itu...... dan beruntung Charlie menenangkan Nick dengan ciumannya... Awww...
Ending :
Nick dan Charlie jalan-jalan berdua ke pantai. Disana mereka have fun bareng. Bermain wahana, berfoto ria, dan peresmian mereka pacaran...
Dan yang gak kalah menyentuh dari penutupan series ini adalah scene coming out nya Nick kepada emaknya. Disitu nae menontonnya sampe mix feeling gitu, ada rasa waswas juga, nae takut emaknya bakal ga suka saat Nick mengaku pacaran dengan Charlie. Ehhh... yang mengejutkan nae, emaknya langsung memeluk Nick dan menerima anaknya mau apapun orientasinya. Emaknya juga sampe bilang : “kalau memang gak suka cewe, ga usah bilang masih ada rasa sama cewe.” Karena ceritanya Nick coming out sebagai biseksual sama emaknya... dan yap! Mau apapun alasan coming outnya Nick, setidaknya nae bisa bernapas lega kalau emaknya gak masalah kalau Nick pacaran sama Charlie. Dan series ini ditutup dengan scene-scene flashback manis antara Nick Nelson dan Charlie Spring... Awwww....
Review Time :
Di opening review ini, nae udah cerita dikit(?) tentang Heartstopper adalah BL Barat pertama yang nae tonton for the first time forevahhhh in my life. Selama ini nae stuck di BL-BL Asia. Hingga berada di titik jenuh(?). Actually, nae merasa bersyukur dengan hadirnya BL-BL Asia yang baru, wajah-wajah baru yang menyegarkan mata, dan mudah diakses sudah disediakan subtitelnya lagi, tinggal nonton doang apa susahnya? Iya kan? Tapi, semakin banyak judul-judul BL series bermunculan, artinya semakin banyak pula peluang alur yang mirip-mirip atau bahkan terasa sama kek beberapa judul BL lain yang sudah pernah nae tonton sebelumnya. So, nae memutuskan iseng menonton trailer Heartstopper yang secara randomly nongol diberanda Youtube nae, dan yappp... surprisingly... nae jadi suka.
Dari segi alur, Heartstopper sebenarnya series yang alurnya ringan dan simpel, seperti pemikiran nae tentang BL-BL Barat yang pasti terkesan realistis. Maka di Heartstopper membuat nae bisa merasakannya. Dimana biasanya BL-BL Asia lebih berfokus dengan “drama” dimana ada tokoh antagonis yang misalnya suka sama tokoh utama, maka si tokoh antagonis itu akan melakukan cara apa saja untuk merusak hubungan tokoh utama. Dan jangan kira nae mengatakan itu dalam sisi pandangan negatif. Karna setiap BL dari negara manapun punya cara tersendiri untuk menyajikan ceritanya. Dan mostly BL Asia kan seperti itu. Nae gak tahu banyak sih tentang BL Barat, tapi selama menonton Heartstopper, nae merasa seperti menonton the real life of love story Charlie Spring dan Nick Nelson. Padahal ini sudah jelas termasuk drama juga, hanya sebuah tontonan. Tapi vibes selama menontonnya tuh serasa kek benaran di real life. Contohnya Imogen, yang ceritanya suka sama Nick Nelson, dan pas tahu Nick sukanya Charlie, dia gak ada bersikap seperti pemeran antagonis yang bakal “gue akan merusak hubungan lo” justru sebaliknya, dia hanya tersenyum walaupun hatinya potek. Atau contoh lainnya, si kang bully, Harry! Walaupun dia suka mengganggu Charlie dan Tao, dengan candaan homophobicnya, ya dia hanya sebatas “Harry si kang bully, anak yang nakal” nggak ada karakternya bertujuan sampai : “gue akan menghancurkan hidup loh hingga berkeping-keping!”
Apa yang membuat Heartstopper semakin menarik dan berwarna di mata nae?
Kisah utamanya memang BL.. Gehh..! tapi series ini gak hanya mengisahkan tentang hubungan Nick dan Charlie saja. Tapi dari LGBTQ+ itu sendiri. Tara dan Darcy presentasi dari lesbian, Elle presentasi dari Transgirl, dan punya rasa dengan Tao.
Selain mempresentasikan LGBTQ+, series ini juga membahas tentang arti persahabatan dan betapa sulitnya coming out ketika seseorang yang menyadari dirinya “berbeda”. – Nae jadi teringat scene saat Nick menolak Imogen dan berkata : “Kau pernah merasa, hanya melakukan sesuatu demi mengikuti teman yang lain, juga kau takut untuk berubah? Atau melakukan sesuatu yang bisa membuat orang lain bingung dan terkejut. Kepribadian aslimu selama ini, dipendam dalam dirimu dalam waktu yang lama.” – Dari omongan Nick itu, nae bisa merasakan betapa dilemanya saat mengetahui diri ini “berbeda” tapi takut untuk berkata jujur. Karena kita gak bisa menjamin apakah orang-orang disekitar kita bisa memandang kita sama saat sebelum coming out. Atau alih-alih malah menjauhi dan mendiskriminasi? rasa bingung, dilema, ketakutan semuanya campur aduk. Dan atau jika kamu yang mengalami hal seperti ini, pasti lebih memilih untuk tetap bungkam, memilih untuk mengikuti arus kehidupan yang sebenarnya bukan kamu inginkan? Menjadi yang bukan dirimu sendiri. – BTW, pasti yang homophobic yang nekat baca ulasan nae ini bakal bilang : “aib kok diumbar-umbar! Gak tau malu! Jadi geh kok bangga.” Gini! Coming out bukan berarti orang tersebut akan mengumbar secara publik terang-terangan “Woi.. gue gehhh!” tapi, terbuka dengan orang-orang terdekat. Dan bisa menerima kamu tanpa harus merasa dikucilkan. Andaipun orang lain mengetahui kamu “berbeda” yeahhh... “its you! And still you!” menjadi “berbeda” bukan berarti mengubah kamu menjadi orang yang jahat. Dan ironisnya... kebanyakan orang-orang yang niatnya “sekedar mengingatkan” tapi dengan kata-kata yang menikam, cacian, diskriminasi justru terkesan lebih menyedihkan. Ingin membela, tapi jatuhnya gak jauh beda dengan orang-orang yang membuat seseorang merasa tertekan, dan depresi. Jika memang mau benaran membantu, gunakan kata-kata yang baik. Jangan menghardik sampai mental seseorang jatuh beralaskan sekedar mengingatkan. Catatan penting! Dikehidupan bermasyarakat, selagi dia gak berbuat jahat dan merugikan kita, kenapa kita harus mencelanya?
See! Series se-simple ini, bisa membuat nae sampe berpikir se-deep itu. Which is... experience seperti ini sudah sangat jarang juga nae temuin di BL-BL Asia. Karena perhatiin deh, di BL-BL Asia, kita akan mudahnya nemui tokoh yang memang penggemar BL, atau orangtua yang nerima anak cowonya pacaran sama cowo, atau punya 3 bersaudara, dan ketiganya geh, dan orangtuanya fine-fine saja. Dan menonton Heartstopper serasa ditampar dengan realita tidak seindah fiksi BL. Tapi tentunya tamparan itu disuguhkan tidak dengan cara menyakitkan seperti pemikiran nae BL Barat bakal full of penentangan, potensi sad endingnya sangat besar. Sebaliknya, series ini membahas isu-isu tersebut dengan cara yang ringan dan indah. Serta kita bisa mengambil pesan-pesan moral dan merenungkan, dan mencoba memahami perasaan bagaimana jika kita berada di posisi mereka.
TOP3 SCENE FAVORIT :
Series ini benar-benar indah! Serius deh! Tapi nae akan menyebutkan 3 adegan yang paling nae sukai.
Scene Tara dan Darcy ciuman di pesta ultahnya Harry. Ini adalah adegan dimana sebenarnya Nick lagi mencari-cari Charlie di pesta ultahnya Harry. Dan pandangannya tertuju pada Tara dan Darcy yang lagi joget bareng, dan nae bisa melihat senyuman bangga Nick akan keberanian coming out Tara dan Darcy untuk ciuman. – Jika nae melihat ini dari kacamata peryurian, scene ini gambaran seperti cowo yang doyan nonton yuri melihat dua cewe ciuman. Atau jika dari lensa perfujodanshian ini, Nick itu ibarat kita saat lihat dua cowo saling ciuman. Tersenyum senang! Wkwkwk... Dan jangan kira keberanian Tara dan Darcy untuk coming out akan mudah. Karena untuk Tara sendiri, walaupun sudah diketahui orang banyak dia lesbian, dia juga gak bisa membendung kesedihannya dari orang-orang yang homophobic yang meninggalkan komenan-komenan menyakitkan di kolom instagramnya. Karena ada juga scene Tara bolak balik menghapus komenan negatif sampai nangis... See! Terkadang orang-orang ingin melihat seseorang yang terpendam untuk menjadi terbuka akan dirinya. Dan begitu dia menunjukkan “inilah diriku!” tapi gak sesuai dengan harapan orang-orang tersebut, justru meninggalkan luka yang lebih dalam lagi.
“I like Charlie Spring in romantic way not just a friend way...!” – Scene dimana mereka jalan-jalan berduaan ke pantai. Dimana mereka saling bicara hati ke hati. Kalau mereka sudah resmi pacaran, gak akan ditutup-tutupi lagi. Dan Nick juga bersedia untuk coming out. Dan makanya setelah pulang jalan-jalan dia langsung bicara sama emaknya dan itu so... touching... manis dan menyentuh. – Oh ya... Nick dan Charlie gemesh banget sumpah!!! Andai nae ada di series ini, nae pengen mohon-mohon untuk ikut jalan-jalan sama Nick dan Charlie dan melihat mereka uwu-uwuan. Melihat Nick menggendong Charlie sambil bilang : “you are my boyfriend! i’m your boyfriend, we’re boyfriendddddddds....” reaksi nae nontonnya sampe senyum-senyum kegirangan sambil tepuk tangan meriah. Dan yashhh! Nick dan Charlie sudah offisiyel pacaran yes..
Nae gak tahu sudah keberapa kali nae mengulang scene ini dan nae gak pernah bosan. Yap! Adegan ciuman ditengah hujan beratapkan payung. Scene dimana Nick akan pulang setelah dia meminta maaf meninggalkan Charlie pas mojok diruangan kosong saat pesta ultahnya Harry dan menjelaskan perasaan yang sebenarnya kepada Charlie. Dalam satu scene ini nae bisa merasakan tripel keindahan. Keindahan romansa, keindahan musik dan keindahan sinematografinya. Scene Nick yang sudah berjalan pulang pakai payung karena hujan walaupun sudah basah kuyup, terus Charlie langsung buru-buru pakai sepatunya dan mengejar Nick sambil basah-basahan. Semakin romantis ditambah alunan musiknya yang vibesnya tuh kek serasa mewakili perasaan sedang kasmaran, hati berbunga-bunga. Begitu Charlie sudah bertemu Nick, gak ketinggalan dong, sapaan ikoniknya “Hai...!” “Haai...!” “Apa gue ketinggalan sesuatu?” Charlie be like : “Yeah...” sambil mencium bibir Nick, dan itu Kyaaaaaa... sumpah! Pengambilan angle nya juga bagus banget, suasana mendung dengan pantulan cahaya matahari yang mulai kembali muncul. Terus mereka ciuman dan lagunya makin menjadi-jadi. Gila! Ini the Best Best Best Best banget deh pokoknya sama nae.
Soundtrack! Jika kalian menonton series ini. Akan sangat mustahil, jika kamu gak kencantol dengan soundtrack-sountracknya yang menurut nae mostly, menarik dan ramah ditelinga. Dan ada banyak list lagu-lagu OST Heartstopper. Kalian bisa searching di Youtube, tapi kalau bagi nae sendiri, nae membuat playlist OST Heartstopper yang nae favoritkan :
- Beabadoobee “Dance With Me”
- Orla Gartland “Why Am I Like This?”
- Neon Capital & Kinck “Young”
- Shura “What’s It Gonna Be?”
- Peace “Lovesick”
- CHVRCHES “Clearest Blue”
- Chloe Moriondo “I Want To Be With You”
Kesimpulan :
Heartstopper sebagai BL Barat pertama yang nae tonton. Nae suka bagaimana series ini memecahkan cara pandang nae akan BL Barat yang kesannya “terlalu-serius-dan-bakal-nyesek-nyesek” kalau nyatanya masih ada BL Barat yang mengisahkan couple BL dengan cara yang ringan dan manis. Menonton Heartstopper juga membuat nae serasa menghirup udara baru, menyadari betapa banyaknya perbedaan antara BL Asia dengan BL Barat, dan yang paling ngena tuh bagi nae... scene yang termasuk fiksi tapi terasa realistis, karena menonton BL Asia selama nae BL Fans, nae serasa dibawa ke awang-awang halu, dimana kisah cowo sama cowo tuh udah biasa saja dan sangat mudah diterima oleh orang-orang. Dan di BL Barat ini nae serasa disadarkan lagi kalau kenyataannya dikehidupan ini kita akan menemukan orang yang pro, kontra, yang toxic. Dan nae ingatkan lagi! Perbandingan antara BL Asia dan BL Barat yang nae tuliskan ini, bukan berarti nae udah mulai gak suka sama BL Asia. Remember! Nae suka bagaimana setiap BL dari produksi negara manapun punya cara sendiri untuk membuat karyanya menarik perhatian penonton. Yang terpenting! Selagi seriesnya bisa membuat kita terhibur, mau kisahnya halu-halu, bermewek ria, atau full of mantap-mantap, jika kita suka, why not? Ini kembali ke selera pribadi masing-masing. Iya toh!
Apa yang tidak nae sukai dari Heartstopper? Sejauh ini, nae gak akan komplain apapun selain durasinya duhhhhhh... plis dehhh! (-,-) jadi teringat sama BL-BL Korea. Baru aja ditonton, eh tiba-tiba “lohh dah abis saja...”
Apakah Heartstopper nae rekomendasikan?
Yashh!! Berada di barisan paling depan nae buat sebagai kategori “BL-Barat-yang-akan-langsung-disukai-oleh-fujodanshi-yang-gak-pernah-suka-BL-barat.” – dan sebagai orang yang aktif baca komen-komenan di berbagai sosial media, ternyata bukan nae sendiri yang mengalami kasus “pertama-kali-suka-BL-barat” dan banyak temen-temen facebook nae yang juga be like : “iya.. gue seumur-umur gak pernah sreg sama BL Barat, tapi Heartstopper benar-benar berbeda dan gue suka banget.” Dan ada juga yang be like : “Gue pernah ditawari beberapa BL Barat tapi begitu ditonton, gue selalu gak bisa nonton sampai tamat, karena bukan selera gue. Tapi Heartstopper benar-benar membuat gue kecanduan dan langsung nonton tamat di hari gue tau series ini.”
Yeah! Heartstopper sukses membuat nae kecanduan, kisah manis bin baper Nick Nelson dan Charlie Spring, kisah fiksi terasa realitis tapi disampaikan dengan ringan, gak hanya kisah cowo sama cowo saja, tapi presentasi dari LGBTQ+ itu sendiri, semakin menarik karena dalam produksi series ini banyak tim/kru bahkan pengisi soundtracknya juga merupakan bagian dari LGBTQ+. Keunikan lainnya yang kita rasakan di series ini, ada animasi-animasi / efek yang semakin menegaskan emosi dari para tokohnya, misalnya saat Nick mau menggenggam tangan Charlie, ada animasi percikan api, atau daun berhembus, dan ada scene halu nya Charlie, mengira Nick mau minta Charlie pacaran samanya tapi nyatanya mengajak join tim rugby. Sumpah! Itu bikin nae ngakak.
Nae menonton series ini dipertengahan Mei 2022 lalu, dan baru nulis reviewnya sekarang.. maklum lah ya... XD kerjaan nyari cuan menumpuk, pulang-pulang udah kecapekan, molorrr... dan ada juga sedikit malas mengetik sih.. hahaha! Gak deng! Buktinya nae masih nulis di blog ini, karena nae sayang blog ini. Serasa menjadi rumah kedua nae! :v
Oh ya... karena series ini sudah tamat, kalian ada mengira, apakah nae berharap bakal ada season 2 nya? Yas! Bahkan sebelum nae nonton series ini sampai tamat, nae udah jauh-jauh hari “Plisss... bikin season 2 nya dong kalau ini sudah tamat” dan begitu nae nontonnya sampe tamat, nae udah sama seperti fans yang tergila-gila di kolom komen akun resmi Instagramnya Heartstopper.. “plz make season 2! Plz make season 2!” di setiap postingan yang diupload adminnya. – Dan beruntungnya! Mereka mendengarkan permintaan nae, mendengarkan permintaan fans-fans yang lain, dari pihak produksi dan Netflix udah mengonfirmasi bakal ada Season 2 Heartstopper. Bahkan Season 3 nya juga! Nae seketika yang baca berita itu langsung histeris sendirian kegirangan. Bingo! Langsung dapat 2 season sekaligus. Artinya, tahun depan, kita masih akan melihat mereka semua, dan tentunya dengan kelanjutan kisah cerita para tokohnya seperti apa. Lagian, mengingat novel komiknya sampai 4 jilid. Kelewatan banget sih kalau gak ada season tambahan.
So... bagi kamu yang selama ini ragu, atau merasa tidak tertarik dengan yang namanya BL Barat, Heartstopper sangat nae rekomendasikan banget. Trust me! Kamu pasti bakal suka! Dan bagi yang sudah menonton Heartstopper, kalian bisa berbagi pendapat, kritik atau pengalaman kalian selama menonton series ini. Karena nae juga kepo gimana pendapat yang lain saat menontonnya. Jika bisa Heartstopper digambarkan dengan 3 kata : Young, Loveable, Colorful. Kisah cerita bernuansa anak muda banget abegeable :v, mudah dicintai dan beragam warna cinta. Oke! Kalian pasti bingung! Untuk membuktikannya tonton saja sendiri, dan ceritakan sama nae pendapat kamu setelah menontonnya di kolom komen. -- Nae rasa sampai disini saja reviewan bin curhat nae. Akhir kata, nae pamit undur diri, See you and byebye sayang!
Are you ready for Season 2?
HEARTSTOPPER TRAILER
SHURA “WHAT'S IT GONNA BE?”