[REVIEW] – A TALE OF THOUSAND STARS (2021)


Perhatian :
Postingan ini berisi konten hal tabu. Bagi warganet yang nyasar di postingan ini dan tidak ramah dengan hal-hal berbau YAOI / Eiljibitih, diharapkan untuk segera meniggalkan laman ini sebelum timbul gejolak-gejolak tak mengenakkan.
Postingan ini juga mengandung spoiler besar-besaran, jadi pastikan kalian sudah menontonnya sampai tamat, dan baru lanjut membaca ulasan ini.
Selamat membaca, from Nae... ^^

*** 

PROLOG

Akhirnya... T-T Akhirnya pernantian terpanjang datang juga, Yeah! Saat unofficial trailernya rilis di bulan-bulan penghujung 2019. Kisah Seribu Bintang ini sangat-sangat menarik perhatian nae... dan menjadi seri yang nae tunggu-tunggu di tahun 2020. Tapi, karena ada kendala, terutama karena si fairuz-korowna yang lagi maraknya, semua jadi terhambat. Jadilah nae, menunggu dan menunggu setiap hari berharap akan ada kabar baik dari seri ini dalam waktu dekat sambil menonton ulang unofficial trailernya. Nae nunggunya gak lagi sampe berdebu, atau lumutan, tapi sudah jadi fosil tau ga T-T rasanya kek udah jadi tengkorak penuh sarang laba-laba, and finally, kabar baik itu datang di minggu-minggu pertama Januari 2021 ini.


Kabar akan rilisnya trailer resmi Kisah Seribu Bintang Januari lalu, membuat nae merasa emosional, tiba-tiba mata ini berkaca-kaca. Senangnya gak bisa diungkapkan lagi dengan kata-kata, dan begitu nontonnya, fix! Nae sampe speechless dan nae udah feeling kuat banget, kalau nih series gak akan mengecewakan nae. Bahkan nae nonton trailernya aja sampai nangis, hahaha! Oke, nae emang lebay, maklumin ya say, jiwa-jiwa halu ini gampang banget baper. 
Sebelum kalian lanjut membaca reviewan nae, usahakan kalian lagi dalam waktu luang, karena apa? Review ini bakal panjang banget, seriusan deh! Mungkin kalian akan bosen karena nae ntar bakal banyak curhat. Hahaha! Pokoknya di reviewan ini nae pengen menumpahkan semuanya apa yang nae rasakan baik itu selama penantian hingga jadi tengkorak, menontonnya, penilaiannya dan hal-hal yang membuat nae merasa takjub dengan seri ini. Jadi, jika kalian memang siap, mari kita buka sesinya.


Kisah Seribu Bintang alias A Tale of Thousand Stars (1000 Stars) adalah BL Series asal Thailand produksi GMMTV, diadaptasi dari novel berjudul sama karya Bacteria. Tayang mulai tanggal 29 Januari 2021 s/d 2 April 2021 dengan total 10 Episode.

Cast :


MIX Sahaphap Wongratch (TIAN)
EARTH Pirapat Watthanasetsiri (PHUPHA)
AYE Sarunchana Apisamaimongkol (TORFUN)
NAMMON Krittanai Arsalprakit (Dr. NAM)
KHAOTUNG Thanawat Ratanakitpaisan (LONGTAE)
WHITE Nawat Phumphothingam (TUL)
CHAMP Nattharat Kornkaew (YOD)
DRAKE Laedeke (RANG)

Storyline :


Tian ini anak holang kaya, yang egois dan gak menghargai arti hidupnya. Dia punya penyakit jantung, yang kapan saja bisa merenggut nyawanya. Seharusnya orang yang mengalami nasib kek gitu, banyak-banyak berdoa ye kan, beramal supaya gak masuk hell, tapi si Tian ini beda say, mentang-mentang dia bakal metong, dia gunakan sisa hidupnya buat melakukan hal maksiat, mabok-mabokan, judi, taruhan, menghamburkan duit seenak jidat. Tian be like “Toh gue bakal mati kok” –Tuhan be like, “so, I’ll slap you!” Penyakit jantung si Tian kumat dan langsung emergency dilarikan ke Rumah Sakit. – Syukurlah, Tuhan masih berbaik hati membiarkan Tian hidup, melalui donor jantung dari seorang gadis berhati mulia, mbak Torfun. T-T #RIPTorfun


Mbak Torfun ini bekerja sebagai guru relawan di desa terpencil dekat perbatasan Thailand, desa PhaPunDao. Saat hendak pulang menuju rumahnya, dia mengalami kecelakaan dan........... #RIPTorfun. Kenapa bisa jantungnya didonorkan? Karena selama masa hidupnya, Mbak Torfun mendaftarkan dirinya sebagai donatur organ andai dia sudah tiada lagi. Bayangkan betapa mulianya hati mbak ini, semasa hidupnya mendedikasi diri untuk mencerdaskan anak bangsa, kemurahan hatinya membuat seluruh warga desa menyukai mbak Torfun layaknya keluarga, bahkan dia ingin tetap berguna meskipun sudah tidak ada lagi di dunia. Membayangkan sifat mbak Torfun ini, nae merasa dia kayak malaikat yang nyasar ditubuh manusia tau ga, benar-benar berhati malaikat, ga akan kesan buruk sama sekali, pantas saja ya, orang baik cepet matinya T-T artinya Tuhan sayang sama mbak Torfun. #RIPTorfun.


Tian yang sudah mendapatkan donor jantung dan memulai kehidupan keduanya, dia sudah berubah drastis. No maksiat-maksiat club lagi. Dia mulai penasaran dengan siapa pendonor jantung itu karena teman-temannya kepo, “gimana sih rasanya punya jantung orang lain dalam tubuh lo?” – Tian mulai mencari tahu, siapakah orang yang telah memberinya kehidupan kedua ini? Ditanya sama emak-bapaknya gak mau ngasih tau, tapi Tian gak putus asa, dia nyari dan terus nyari hingga ketemulah dokumen tentang donor jantung mbak Torfun. Tian mencari info tentang mbak Torfun, mendatangi rumah bibinya Torfun dan hanya sempat mengambul buku diary mbak Torfun. – Isi diary itu tentang curhatan-curhatan mbak Torfun selama tinggal di Desa PhaPunDao, curhatan yang penuh kehangatan, dan harapan akan cita-citanya di Desa PhaPunDao, termasuk keinginan mbak Torfun menghitung seribu bintang di tebing PhaPunDao saat malam terakhir di tahun itu. Karena katanya, barang siapa yang bisa menghitung bintang hingga seribu, maka permohonannya akan terwujud. 


Tian merasa terkesan dengan isi diary itu, dan seperti dapat cahaya ilahi gitu lo... Selama hidupnya dia menyia-nyiakan waktunya untuk maksiat, sementara diluaran sana ada orang yang tidak kaya, tapi bisa hidup penuh kebahagiaan. Tian memutuskan untuk membalas budi mbak Torfun dan ingin mewujudkan cita-cita mbak Torfun yang belum kesampaian. Yes! Kalian juga yang udah nonton tau kok, Tian memutuskan untuk menjadi guru relawan di Desa PhaPunDao, dia pergi dari rumah diam-diam. 


Di Desa itu, Tian bertemu dengan Chief Phupha. Yang merupakan Komandan Penjaga Hutan. Cowo tinggi, besar, tegas dan jarang senyum. Of course ganteng dan seksiiihhh XD Oh my, mas bumii.... Lemah nae kalau nengok mas bumi pakai pakaian militer gini. – Phupha & Tian sering bertengkar, ehhmm, gimana ya jelasinnya, kek misal Phupha : “gue jamin, lo gak bakal bertahan sampe dua minggu!” Tian : “Sepele lu, liat aja nanti, gue bisa bertahan!!” Tian masang-masang muka jutek, tapi dibelakang Tian, Phupha tersenyum kecil. Gemesh gak sih nengok cowo-cowo cakep begituan? Hahaha! Bagi nae sih, sumpahhhh! Gemesh banget mereka dua.


Kendala-kendala awal yang Tian rasakan sih di hari-hari pertamanya mengajar di Desa PhaPunDao. Mulai dari tidak disukai anak-anak muridnya, dibenci warga desa, dianggap pembuat masalah. Yang paling menjengkelkan nae rasa yaitu dibanding-bandingkan. Nae tahu, mbak Torfun itu udah dianggap kek keluarga sendiri di desa itu, tapi yang namanya dibanding-bandingkan, kan gak enak lo. – Sering kali Tian sampai merasa terpuruk gitu dan pengen nyerah, pengen pulang, tapi dia kembali ingat pesan dan tujuan awal dia datang ke desa itu. Dia mencoba bangkit lagi, memperbaiki kesalahan, dan belajar cara agar dapat diterima oleh warga-warga Desa PhaPunDao. – Usaha tidak membohongi hasil, berkat semangat dan kerja keras Tian, dia mulai bisa diterima oleh penduduk desa.


Kendala tingkat sedang Tian, yaitu VS Pak Sakda. Si tua bangka yang dah bau tanah. di depan warga desa bertindak seolah dia orang yang rendah hati dan penolong, tapi dibelakang warga desa, segala macam bisnis ilegal dilakukannya. Ini lagi satu, udah tua bukannya banyak-banyak ibadah, malah bikin maksiat. Dasar Pak Sakdako..! – Kenapa Tian bisa sampe berkasus dengan si tua bangka ini? Ada suatu scene dimana Hasil perkebunan teh desa PhaPunDao ditipu pengepul. Melihat warga desa dibodoh-bodoh, tentu Tian gak tinggal diam dong, dia bertengkar dengan pengepul itu yang merupakan anak buahnya Pak Sakda. – Sejak kejadian itu, gak ada lagi yang mau beli hasil panen teh desa PhaPunDao, karena pabrik-pabrik sudah diblokir gitu oleh si tua bangka, pokoknya ga ada yang boleh membeli hasil teh desa PhaPunDao hingga terserang krisis kerugian hasil panen. Tian mulai dibenci warga desa lagi, disalah-salahkan, andai Tian gak bertengkar saat itu, hasil panen mereka tetap terjual hingga saat ini. Ya meskipun rugi besar karena dibodoh-bodohi anak buah Si Sakdako itu. Tian juga gak nyerah dong, dia berusaha lagi untuk mencari cara mengembalikan perekonomian warga desa. Dengan membuat teh kemasan sahset khas ala Desa PhaPunDao. Awalnya diragukan, tapi dicoba dikit-dikit, laris eh.... Lama-lama laris maneeesss, banjir oorderan. Kini Desa PhaPhunDao punya mata pencaharian baru lagi. Oh Shit, ketauan si Sakdako T-T diam-diam Sakdako nyuruh orang buat membakar gudang penyimpanan teh sahset itu. Tepatnya, di sekolah tempat Tian mengajar. Kemudian........ *TIAN-VS-SAKDA-TO-BE-CONTINUED. :V


Kendala terberat Tian, yaitu kejujuran! Sejak awal kedatangannya ke Desa PhaPunDao, dia menyembunyikan kasus mbak Torfun. Ada beberapa karakter yang memang sudah tahu kalau mbak Torfun sudah meninggal, tapi mereka memilih bungkam karena ga mau penduduk desa akan merasa kehilangan. – Mau ga mau, cepat atau lambat, Tian memang harus menceritakan soal apa yang terjadi pada mbak Torfun. Dan dia memilih waktu yang tepat pada hari dimana sekolah yang terbakar berhasil direnovasi telah dibuka kembali. 
Tian menceritakan tentang dia punya penyakit jantung, terus dapet donor jantung milik mbak Torfun yang tewas kecelakaan. Ditambah, Phupha yang berhasil menemukan diary mbak Torfun yang selama ini disembunyikan Tian. Hal yang membuat Tian merasa terpojokkan menurut nae yaitu saat dia bilang dia bertanggung jawab atas kematian mbak Torfun. Semua orang menyalahkan Tian & Phupha nyuruh si Tian pulang aja. Sumpah! Ini nyesek banget. Nae aja yang nontonnya jadi kepengen masuk ke dalam serinya dan nenangin Tian yang nangis banget. Bayangin aja, dibenci 1 orang aja dah panas nih hati, apalagi dibenci satu kampung anjir.


Flashback, yeah! Yang salah kan sebenarnya bukan Tian, di awal-awal setiap episode 1000Stars ini selalu memberi bocoran soal kasus siapa yang menabrak Mbak Torfun saat itu. Ini cuma salah paham, untung saja Dokter Nam yang menyelidiki kasus ini diam-diam memberitahu Phupha kalau yang menabrak Torfun bukanlah Tian, tapi orang lain yang merupakan temannya Tian disuruh oleh Tian untuk taruhan balapan. Meibi si Phupha jadi merasa bersalah gitu ye kan, dia mencari-cari Tian tapi gak ada di rumah, di sekolah, di air terjun, gak ada... So, dimanakah Guru SeeTian?


OK! Lanjut lagi di TIAN VS SAKDAKO PART.2 – Tian & Longtae mengikuti 2 warga desa yang mencurigakan, dan sampailah mereka di tempat yang terpencil & tidak pernah dijamah warga desa. Tempat dimana si Sakdako & anak buahnya menyimpan barang-barang ilegal. Tapi sialnya Tian ketahuan saat ngambil barang bukti, si Longtae disuruh lari duluan untuk menyelamatkan bukti bejat si Sakdako sekaligus minta bantuan dan Tian mengulur waktu menghadapi si Sakdako and the gang. – Adegan tembak-tembakan pun terjadi, dan Phupha tertembak karena menyelamatkan Tian. Singkat cerita, Si Sakdako dah tertangkap. Semuanya sudah menjadi lebih baik, kecuali hubungan asmara Phupha & Tian yang masih ada kerikil-kerikil kecil. 


Tidak terasa sudah 3 bulan Tian mengabdi di desa PhaPunDao. Dia akan pulang keesokannya ke kota. Jadi di malam pergantian tahun itu, Tian pergi sendirian ke tebing PhaPunDao untuk menyelesaikan urusannya dengan mbak Torfun. Tian mulai menghitung bintang, tapi selalu gagal dan gagal, dia sampe nangis karna ga bisa mewujudkan keinginan mbak Torfun, dia merasa bersalah banget. Kemudian Phupha datang untuk menenangkan Tian. 
Hari pertama di tahun baru! Tian berpamitan dengan seluruh orang di Desa PhaPunDao. Dan lagi... Nae nangis karena scene ini T-T gak kuat banget. Satu-satunya orang yang gak ada disitu adalah Phupha yang gak sanggup melihat kepergian Tian. – di Kota, Tian selalu mengirimkan surat kepada Phupha tapi gak ada balasan, hingga dia mengirim surat terakhir, karena dia akan kuliah di luar negri. Di bandara mereka ketemuan, dan Tian menyuruh agar Phupha menunggunya 2 tahun.

HAPPY EVER AFTER :


2 Tahun berlalu, dan Tian diam-diam kembali ke Desa PhaPunDao. Di tebing itu, dia menguburkan buku diary Mbak Torfun dan mengatakan kepada Phupha, dia akan mengabdi di desa itu dimana dia bisa merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Phupha sempat nolak kek be like “Lo gak harus disini, masa depan lo masih panjang diluaran sana. Jangan buang masa depanmu disini.” Tian be like “Aku tidak membuang masa depanku, tapi membangun masa depanku disini, di desa PhaPunDao.” --- *uh-nangis-lagi-nae. Dan akhirnya mereka cipokan T-T yeahhh.. Sampe karatan nae nunggu adegan ciumannya eh dapetnya di paling ending.

Review Time :


1000 Stars adalah BL series yang paling lama nae nantikan. 1½ tahun, kurang lebih. Nae terus ngecek list seri apa saja yang akan tayang setiap bulannya. Bahkan sampai GMM merilis list BL Series 2021, nae memang excited tapi dilubuk hati nae “Giliran 1000 bintang kapan ya?” sambil rewatch unofficial trailernya. 
Mengingat kembali saat GMM merilis list BL Series yang akan tayang 2020 tahun lalu, 1000Stars sendiri punya tempat tersendiri di hati nae. Dan yang paling ngena banget nae simpulkan saat itu “Kisah cinta yang sama, hati yang sama, tapi orang yang berbeda.” scene dimana Mbak Torfun menatap Phupha terus kemudian transisi mbak Torfun menjadi Tian. Disitu nae merasa takjub banget dan udah feeling, series ini bakal beda banget dengan BL-BL pada umumnya.


Yang paling terasa sekali dan membuat 1000Stars menjadi ‘UDARA BARU’ di dunia perBLan yaitu latar belakang ceritanya. BL yang kisahnya berkaitan dengan anak Engineer, Gitar, kehidupan kampus, kota-kota metropolitan. Tidak akan kita temui disini, tapi membawa kita ke set Perdesaan, seri ini masih menampilkan suasana perkotaan, tapi didominasi suasana perdesaan. Desa yang asri, bersih, dan membuat nae kangen kampung halaman nae. Bukan sekedar suasana desa saja yang ditampilkan, juga adat Thailand Utara mulai dari pakaian, makanan, permainan tradisional, kepercayaan & ritual serta bahasa yang dipakai juga bahasa daerah. Bagi kita yang orang luar menontonnya mungkin pemikiran kita bakal sama “Mereka sama-sama ngomong bahasa Thai!” tapi andai orang Thai yang nonton, nae rasa ini menjadi nilai plus tersendiri. Bayangkan aja kek lagi nonton FTV anak kota yang ke desa terus warga-warga desanya ngomong bahasa wong Jowo. 


Karakter-karakter di 1000Stars. Nae menganggapnya sebagai orang-orang yang penuh kehangatan dan open minded. Banyak yang tahu Phupha naksir Tian, dan tidak ada yang namanya toxic-homopobic yang bakal membuat nae jengkel selama menontonnya. Baik itu dari kalangan muda, Dr. Nam, Tul, Rang, Longtae hingga kalangan tua kek Khama, Yod, ayahnya Tian. Semuanya b aja gitu lho, love is love, gak ada karakter sok suci bakal be like ‘cowo kok suka sama cowo? Eiuw! Menjijikkan.’ – Semua akting mereka bagus-bagus kok, kecuali warga desanya. Haha! Nae gak menyalahkan warga desanya ya karena mereka juga bukan jurusan akting ye kan, jadi kadang scene warga-warga desanya dari ekspresi masih nampak kaku dan canggung. Tapi its okay, ga masalah. Nae bisa maklumin itu.


Kekuatan series ini nae rasakan pada plotnya. Plotnya di eksplor dengan sangat kuat dan jelas, bahkan saking kuatnya kisah plot series ini, kisah cinta Phupha & Tian menurut nae serasa jadi second couple. Karena main couplenya adalah plotnya itu sendiri, keinginan Tian untuk membalas budi serta mewujudkan harapan mbak Torfun akan Desa PhaPunDao yang belum terwujud. 


Then, Romansa Phupha & Tian, kalau dibilang dari Enemy to Lover, nggak juga sih. Mereka gak benar-benar musuhan atau saling membenci. Meibi dilihat sekilas bakal berkonsep seperti itu, tapi sebenarnya tidak. Mungkin karena Phupha meremehkan Tian, terus Tian jengkel dan membalas Phupha. Itu nae rasakan cuma di beberapa episode awal dan di pertengahan keberikutnya, Phupha dan Tian itu jadi menggemaskan banget. Banyak Uwu-Uwunya. – Oh ya, temen-temen fujodan nae banyak yang komplain soal adegan ciuman Phupha & Tian yang gak kunjung muncul tapi adanya pas di episode terakhir. Nae juga merasakan hal yang sama sih. Actually, ada scene yang menurut nae kalau dimasukin adegan ciuman sebenarnya bisa-bisa saja. Tapi kenapa kok ga dibuat? Daripada nae ikut-ikutan marah di sosmed karena gak muncul-muncul ciumannya, nae milih untuk thinking secara realitanya saja. Bayangkan di desa terpencil kamu datang sebagai guru relawan, kamu suka sama cowo disana, sama-sama belum menyatakan perasaan, terus langsung nyosor bibir. Apa yang terjadi? Nah! Bayangkan itu. – Eh di episode terakhir, nae jadi merasa kok makin ga bener nih? Apakah 1000Stars bakal menjadi Series BL GMM lainnya yang bersertifikat halal, lebih halal dari 2Gether? 2Gether endingnya SarawatTine saling tos di konser Scrubb, mereka gak ada ciuman tapi dipertengahan episode mereka punya beberapa scene ciuman. Lah ini T-T Phupha & Tian ciuman kening doang dibandara, nae sampai berdecak, “Ck! Kalau sehalal ini, mending 1000Stars tayang minggu depan aja, pas bulan puasa. Biar pahala nae gak berkurang!” hahaha! Tapi Puji Tuhan, akhirnya kita bisa melihat Phupha & Tian ciuman di tebing PhaPunDao. Ya! Kalian merasa gak sih, ciumannya Mas Bumi masih lebih hot yang di Waterboyy ketimbang di 1000Stars. – Hih! Dasar ya netizen XD gak dikasih kiss scene, marah-marah, tiba dikasih kiss scene, malah bilangnya kurang hot. Syukuri aja deh. Daripada gak ada ciumannya sama sekali ya kan. Hahahaha.


Amanat, pesan moral yang dipetik dari 1000Stars ada banyak banget. Setiap series ini bersambung, akan ada quotes-quotes motivasi / arti kehidupan yang serasa memberi kita semangat. Nae suka dengan salah satu scene, dimana Tian yang memutuskan akan jadi guru relawan, dia dapat nasihan dari bapak yayasan, kek be like “ketika kamu milih keputusan ini, disana kamu akan menghadapi hal yang membuatmu berkecil hati, tertekan, kecewa hingga pengen menyerah. Dan jika itu terjadi, ingatlah tujuanmu dan jangan mengecewakan diri sendiri.” Kata-kata yang membuat Tian bangkit dari keterpurukannya. Kata-kata yang juga bisa kita terapkan dalam diri kita. Baik itu nae, ataupun kamu yang membaca ini, dalam hidup kita, kita punya tujuan, baik itu mimpi ataupun harapan, tapi mimpi itu gak mudah tuk dicapai, kita akan sering jatuh, terluka, menangis dan pengen nyerah. Tapi kita jangan pasrah, ingat tujuan kita! Dan bangkit untuk mewujudkannya.
Quotes dari Khama yang nae suka itu, be like “Minta maaf kepada orang lain itu mudah. Tapi memaafkan diri sendiri itu yang susah.” – Bercermin pada Tian yang niatnya pengen mewujudkan harapan mbak Torfun. Tapi pada akhirnya nae melihat Tian jadi menyalahkan dirinya atas kematian mbak Torfun. Dia berusaha keras untuk membayar kebaikan-kebaikan mbak Torfun dengan hidupnya yang terus dihantui rasa bersalah. Jika kalian nonton behind the scene 1000Stars, mbak Aye (sebagai Torfun) juga diwawancarai, andai dia kembali di cerita sebagai Torfun, malah dia jadi merasa bersalah kepada Tian. Karena tidak ada yang menginginkan ini semua terjadi. Hidup dan mati itu sudah ditakdirkan. Karena kebetulan saja, hati mbak Torfun didonorkan untuk Tian, jadi Tian merasa kehidupan keduanya telah merenggut nyawa orang lain yang lebih baik dari dirinya.
Banyak pelajaran bermakna, bukan sekedar cerita yang menguras emosi. Kita diajak untuk lebih menghargai hidup. Melihat sekeliling, dan menikmati setiap proses menuju keberhasilan. 


Soal donor-donor organ, nae juga jadi kepo dan sempat googling dan mencari tahu kenapa ada penerima donor yang ga boleh tau siapa pendonornya. Nae ada nemuin artikel yang katanya, supaya gak ada perdebatan soal harga. Tapi nae juga nemu artikel yang katanya orang yang memutuskan mendonorkan organ itu gak dibayar karena di Indo sendiri dilarang memperjualbelikan organ tubuh. Ah! Ntahlah... Pusing kepala nae entah mana yang bener, yang jelas... Kalau menurut nae, soal yang menerima donor & pendonor itu pasti sudah membuat kesepakatan jauh-jauh hari. Jadi disaat harinya tiba, gak ada yang namanya debat-debat gak terima. Kalau berdasarkan dari kisah Tian ini, nae merasa lebih baik dia gak usah tau siapa pendonornya, karena disaat dia tau, dia jadi dipenuhi rasa menyesal dan bersalah. Jadi kenanya ke mentalnya, jadi nyalah-nyalahin diri sendiri dan kebayang-bayang mbak Torfun. Jadi lebih baik ga usah tau. Anggap saja ini mukjizat dari Tuhan melalui orang berhati mulia. Untuk menjalani hidup lebih baik dari kehidupan sebelumnya.


Soundtrack, Series ini punya 2 lagu, Opening oleh : GUN NAPAT “A Tale Of Thousand Stars” lagu ini juga punya versi Mas Bumi & Mbak Aye. Closing oleh : mas Bumi EARTH PIRAPAT “Eyes Cant Lie”dan beberapa lagu tambahan di dalam series yaitu : KLEAR & PHAI PONGSATHORN “Longer Than Ever” (OST Unofficial Trailer 1000 Stars & Lagu yang didengar mbak Torfun di bus sebelum kecelakaan EP.1), TAWIPOB “Wind” (Lagu yang dinyanyian Phupha untuk Tian di unit Phaphirun saat berduaan di EP.7) & NUM KALA “Wind” (Backsong Tian yang galau karena gak ketemu Phupha di Acara Pernikahannya Dokter Nam EP.10). Lagu-lagu yang menguras emosi dan sangat cocok dengan kisah cerita 1000Stars ini. Apalagi yang A Tale Of Thousand Stars. Setiap mendengar tuh lagu, alunan serulingnya membuat nae merasa tenang, damai, healing. Serasa lagi berada di pedesaan dengan hamparan sawah & gunung-gunung yang berderetan. Nae rasa, saat nae akan mudik Hari Raya nanti, dijalan nae akan dengar-dengarin OST 1000 Stars, supaya vibes kangen kampung halamannya dapat banget. Hahahah!  Awesome!


Untuk menambah ketakjuban akan 1000Stars, nae sarankan kalian wajib! Ingat ya! WAJIB nonton Behind The Scene 1000Stars. Nae tahu, setiap projek Series pasti mengalami hal-hal sulit dan rumit. Tapi 1000Stars jauh.......... lebih rumit.
Siapa yang mengira produsernya hanya mencari tempat ala-ala pedesaan yang dekat dan ekonomis di pusat kota. Ya! Nae salah satu orangnya yang berpikir seperti itu. Tapi setelah nonton Behind The Scene nya merasa amaze banget dan sampai nangis benaran. Seriusan, selama menonton seriesnya nae udah bolak balik nangis, dan nae nonton Behind The Scene nya nangis lagi. Mereka jauh-jauh pergi ke ChiangRai, daerah Thailand Utara yang memang dekat perbatasan. 


Mereka membangun sendiri Rumah Guru Relawan, membangun sekolah, merenovasi unit penjagaan Phaphirun. Mereka juga harus bertahan di tempat yang tidak ada sinyal, listrik, mendaki bukit, perperang dengan cuaca yang tidak menentu, kadang panas kadang hujan sampai berhari-hari. Jalanan berlumpur, serta suhu sangat dingin saat malam dan harus memakai selimut dan pakaian berlapis-lapis. Tentunya! Nyamuk everywhere. Harus tonton ya! HARUS pokoknya...

TOP 4 SCENE : 
Baiklah, ada banyak adegan yang menurut nae manis, lucu, menguras emosi, tapi kali ini, nae hanya mengambil empat adegan favorit nae :


NO.4 : Adegan Phupha masak mie instan, dan Tian juga lagi laper, ditawari malah nolak. Eh ujung-ujungnya dimakan Tian juga karena lapar. Kalian pasti mengira adegan ini terasa b aja kan? Bagi nae beda, apalagi ini genre BL ye kan, nae suka adegan ini karena Phupha suka ngegoda Tian, tapi disini Tian masih jual mahal plus musiknya, sumpah! Adegan ini rasanya hangat dan romantis. 


NO.3 : Adegan Tian dan Tul pergi makan ke restoran khas makanan Thailand Utara, Tul menggoda gitu, kangen makanannya apa kangen orang yang disana? Karena mereka lagi ngomongin Phupha, Phupha yang di Desa auto bersin, dan digoda oleh Dr. Nam, Khama, Longtae yang juga lagi makan siang bareng. Seperti kepercayaan kalau kita tiba-tiba bersin, berarti ada yang lagi ngomongin kita. Lucu banget, nae sampai senyum-senyum sendiri. Wkwkwk.. Nong Eb Ong Oor...


NO.2 : Adegan penutup 1000 Stars, dimana Phupha dan Tian melakukan malam lolongan XD you know what i mean kan, yes.. ehem ehem. OK, ini bukan adegan yang hot. Tapi tepatnya keuwuan Phupha dan Tian. Apalagi pas Phupha disuruh memohon agar dibolehin tidur di atas ranjang bareng Tian. Sumpah! Serasa lagi melihat Mas Bumi lagi aegyo, tapi dalam Bahasa Thailand, imut banget, gemessshh, Tian juga gemesh. Ah! Dua-duanya gemesh, nae gak tahan dengan keuwuan mereka dua tau ga.


NO.1 : Adegan yang paling banyak menguras air mata nae adalah scene ini, scene dimana Tian akan kembali ke kota. Tian menangis melihat isi rumah kayu yang telah menemaninya beberapa bulan. Feel yang sama bisa nae rasakan saat nae dulu pertama kali pindah rumah, soalnya banyak kenangan yang dilakukan dirumah itu. Bukan hanya sedih karena ninggalin rumah, tapi sedih juga saat Tian akan berpamitan dengan seluruh penduduk desa. Nae bolak balik nekan tombol stop, karena ngelap air mata dulu. Rasa kekeluargaan yang begitu kuat, bahkan nae yang nonton sampai merasa gak rela Tian harus balik ke kota. Woah, pokoknya banjir banget adegan ini.

Kesimpulan :


Penantian nae menunggu 1000Stars hingga menjadi fosil gak sia-sia. Series ini sangat-sangat Worth it untuk ditonton. Seperti udara segar dipagi hari, seperti itulah yang nae rasakan saat menonton ini. Dan ingat lagi, bagi fans BL yang suka dengan series yang penuh adegan panas, 1000Stars bukanlah tontonan yang tepat. Tapi bagi yang suka dengan alur menebak pelaku dan permainan emosi, maka 1000Stars menjadi tontonan yang nae rekomendasikan. Alurnya, aktingnya, musiknya, visual aktornya, dan pemandangan-pemandangan alam yang disuguhkan behhh... rasanya pengen traveling kesana. Episodenya cuma 10 dan nae gak akan komplain karena durasi perepisodenya sudah 1 jam lebih. Dan dalam 10 episode ini sudah terangkum dengan padat dan jelas. Lagian kalian gak kasihan apa sama mereka yang berlama di atas bukit sana berbulan-bulan?


Oh ya, Kalian berharap gak, semoga bakal ada season 2 nya? Iya? Kalau nae tidak. Nae pengennya kisah cinta Phupha dan Tian di desa PhaPunDao ditutup sampai disini saja.  Yang nae takutkan, andai ada season 2 nya, tidak akan sebagus season pertama. Kebanyak BL Thai yang nae tonton begitu, kalau ada sekuel-sekuel kedepannya, masih lebih bagusan yang pertama. Jadi, nae rasa cukuplah sampai disini kisah mereka. Kecuali, EarthMix dapat projek ngeBL lagi dijudul yang berbeda, pasti akan nae support. Biarlah kisah cinta Phupha dan Tian menjadi legenda. Dan tentu nae tidak akan melupakan series ini, selamanya.


Nae masih pengen banyak cerita dan curhat soal series ini, tapi kalian ntar makin bosan bacanya hahaha! Bukannya ngereview malah keasyikan curhat nih nae. Tapi ambil sisi positifnya setidaknya kalian bisa tahu apa yang nae rasakan mulai dari penantian terpanjang hingga menjadi fosil dinosaurus hingga menangis terharu belum siap berpisah dengan BL Thai yang something new banget.
Tepat malam ini, tepat seminggu series 1000Stars tamat. Nae masih merindukan Phupha, Tian dan kehangatan di desa PhaPunDao. Nae harap, di masa mendatang bakal ada BL Series yang mencoba something new, agar Fans BL yang tuir kek nae, bisa menghirup udara segar lagi.


Jika ini adalah ulasan sekaligus curhatan nae tentang 1000Stars, lalu, bagaimana dengan teman-teman sekalian? Apakah kalian sama kayak nae yang nunggunya sampai jadi fosil? Kalian bisa berbagi curhatan atau penilaian kalian terhadap series A Tale of Thousand Stars di kolom komentar ya, nae akan reply kok. 
So, sampai disini dulu reviewnya, terima kasih banyak sudah menyempatkan waktu untuk membaca reviewan nae. Salam kisah cinta seribu bintang, dan.... see you again! Byebye!

UNOFFICIAL TRAILER

TRAILER A TALE OF THOUSAND STARS

GUN NAPAT "A TALE OF THOUSAND STARS"
Comments


EmoticonEmoticon

BILLBOARD

[REVIEW] – CENTURY OF LOVE (2024)